SYARAT TUMBUH UBI JALAR
1. Tanah gembur dan bukan tanah liat.
2. Ketinggian tempat antara 300 - 1000m dpl (diatas permukaan laut)
·<300mdpl di tunjang suhu yang tinggi ( mengakibatkan tanaman rentan terhadap serangan
·>1000mdpl di tunjang suhu yang rendah, kecenderungan pertumbuhan ubi lambat, ubi cenderung kecil dan usia panen ubi panjang.
3. Suhu antara 21°C sampai 27°C
·<21°C pertumbuhan tanaman cenderung lambat
·>27°C kondisi yang cocok untuk berkembang biaknya hama
4. pH tanah antara 5,5 sampai 7,5
·<5,5 tanah terlalu masam sehingga penyerapan makanan (unsur hara) oleh tanaman tidak maksimal.
·>7,5 tanah kondusif terhadap zat-zat yang merugikan tanaman, tapi di Indonesia kasus tanah basa jarang terjadi
Untuk menetralkan tanah (pH=7,0)
PH kapur karbonat
(Per Ha (kira-kira)
4,0 1690
4,5 1500
5,0 1130
5,5 750
6,0 380
6,5 sedikit saja
1. Pengolahan tanah
Pencangkulan/pembajakan tanah dilakukan sedalam ± 20 cm, kemudian dibiarkan selama 7 hari, dengan tujuan memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah dengan harapan bisa menunjang pertumbuhan organisme tanah yang menguntungkan.
2. Pembuatan guludan dan ukurannya
v Untuk pemakaian jerami, jerami ditempatkan didasar guludan, usahakan jeraminya sudah matang.
Untuk penggunaan pupuk kandang/ kompos, buat guludan setengah badan lalu kompos disebar kemudian dibumbun tanah v hingga menjadi guludan yang sempurna ( pupuk/kompos sudah matang). Ukuran guludan : panjang 1 – 2 m, tinggi 30 – 40 cm, lebar bawah 60 – 70 cm, jarak antar guludan 90 – 100 cm
Catatan: Pembatasan panjang guludan dimaksudkan untuk mempermudah perendaman dalam penyiraman, juga supaya sirkulasi udara bisa terlaksana secara baik dan lancar (biasanya ditemukan ubi besar di ujung).
1. Ukuran stek bibit
v Stek berasal dari pembibitan, atau berasal dari F1, F2, dan F3.
v Pengambilan stek dengan panjang 20 – 25 cm, dengan jumlah ruas ± 5 – 7 ruas.
v Stek yang diambil berupa stek sehat (tidak berpenyakit).
v Potongan stek maksimalkan potongan ke satu (pucuk).
2. Penanaman stek/ bibit
v Masukan pangkal stek dengan posisi berdiri dengan dua mata tunas masuk kedalam tanah. Dengan harapan ubi yang dihasilkan mencapai ukuran yang maksimal.
1. Penjugaran (Menurunkan tanah guludan)
Setelah Umur 21 hst (hari setelah tanam), tanah dijugar dan dijemur / kering anginkan selama 7- 10 hari, Penjugaran ini memberikan manfaat:
- Meremahkan/menggemburkan tanah yang keras, sehingga nantinya cukup memberikan ruang untuk pertumbuhan akar dan bakal ubi.
- Sebagai sarana untuk pemberian pupuk.
- Sinar matahari yang hangat dapat memberikan rangsangan terhadap pertumbuhan bakal ubi.
- Sekaligus melakukan penyiangan
2. Pemupukan
a. Pemupukan melalui perakaran
v Pemupukan Dasar
Pemupukan yang dilakukan bersamaan dengan waktu tanam, dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan batang & perakaran.
Urea : 14 Kg/ Ha
Sp-36 : 18 Kg/ Ha
KCl : 10 Kg/ Ha
v Pemupukan Susulan
Pemupukan yang dilakukan setelah 7 –15 hari sesudah penjugaran, dengan cara ditaburkan di kiri dan kanan guludan yang sudah dijugar.
Dosis untuk musim hujan
Urea : 55 Kg/ Ha atau NPK : 300 Kg/Ha
Sp- 36 : 100 Kg/ Ha KCl : 100 Kg/Ha
KCl : 150 - 250 Kg/ Ha
Dosis untuk musim kemarau
Urea : 80 Kg/ Ha atau NPK : 300 Kg/Ha
Sp-36 : 100 Kg/ Ha KCl : 100 Kg/Ha
KCl : 150 Kg/ Ha
“Dosis diatas bisa berubah tergantung kondisi lahan penanaman”
b. Pemupukan melaui daun
Pemupukan yang dilakukan dengan harapan bisa menyediakan unsur hara yang terserap secara maksimal oleh tanaman, juga dalam pupuk daun terdapat beberapa unsur mikro disamping unsur makro yang di butuhkan oleh tanaman.
1. Penutupan tanah (pembumbunan)
v Setelah pupuk ditebarkan di daerah perakaran, baru tanah ditutup kembali.
v Pekerjaan ini sekaligus merupakan pembersihan gulma
v Usahakan dilakukan penyiraman agar kondisi tanah tidak kering dan penyerapan pupuk dapat optimal.
2. Penyiangan & Pengebatan
v Penyiangan dilakukan untuk mencegah adanya persaingan untuk memperebutkan unsur hara antara gulma dengan tanaman ubi, juga sebagai upaya untuk mencegah terhadap serangan hama tikus.
v Pengebatan dilakukan dengan maksud memutuskan akar-akar (bakal ubi pengganggu) yang tumbuh dari ruas-ruas menjalar.
v Jangan lakukan pembalikan batang karena akan merusak, lakukan hanya mengangkat batang saja sampai akar pengganggu putus dan kambalikan sejajar dengan arah guludan.
v Musim penghujan dillakukan ±3 – 4 kali
v Musim kemarau dilakukan ±2 – 3 kali
3. Pengairan/Penyiraman
a. Usia 15 hari pertama usahakan kondisi tanah terus lembab.
b. Usia 1 - 3 bulan penyiraman dilakukan setiap 15 hari sekali.
c. Usia diatas 3 bulann penyiraman dilakukan setiap 20 hari sekali.
Setelah melakukan pemupukan (usia tanaman 1,5 bulan) janganlah melakukan penyiraman dengan cara disiram, usahakan penyiraman dengan perendaman, juga jangan sekali-kali melakukan penyiraman disaat udara masih hangat (lakukan penyiraman menjelang malam & pagi jangan lewat dari pkl 09.00 WIB.
10.Pengendalian hama dan Penyakit
a. Hama yang sering menyerang adalah hama boleng dan penggerek batang,
b. Pengendalian terpadu : Penggunaan stek dari tanaman induk yang sehat, Perlakuan pencelupan stek ke dalam larutan insektisida karbofuran dengan dosis sesuai anjuran selama 10 menit, pengairan yang cukup dan teratur, pembumbunan, penangkapan serangga dewasa jantan dengan seks feromon, panen tepat waktu, perotasian tanaman, dan terus mengusahakan agar kondisi tanaman sehat.
c. Lakukan penyemprotan dengan Pestisida yang ramah lingkungan serta sesuai dosis yang dianjurkan, apabila terdapat serangan hama atau penyakit. “Utamakan dahulu pestisida nabati”
d. Penyemprotan dilakukan pagi (pkl 06.00 – 09.00) atau sore hari (16.00 – 18.00).
11. Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada usia tanaman yang maksimal agar hasil yang didapat bisa memuaskan, karena pada masa-masa usia pematangan terdapat penambahan bobot yang optimal.
Usia panen ubi yang standar adalah 4,5 – 6,0 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar